Orang yang belum bisa merasakan nilai
kebahagian bisa dikatan orang yang miskin. Namun sungguh tidak dapat
dipungkiri, orang miskin biasanya memiliki energi sebutan yang bersifat
negatif dan hal itu berujung dengan dilema mata uang.
Orang miskin sangat terobsesi dengan berbagai hal, selalu berkeinginan untuk memiliki yang belum ia punyai ataupun berusaha untuk mendapatkan apa yang ia inginkan. Namun hal itu sangat sayang sekali karena mereka tidak mampu melakukan itu sebab apa yang ia harapkan membutuhkan uang.
Sedangkan orang yang mampu merasakan kebahagian bisa dibilang dengan sebutan orang kaya. Lain lagi dengan orang miskin, orang kaya sebenarnya sama dengan orang miskin mempunyai obsesi dan keinginan yang hendak dicapai. Namun bedanya orang kaya memperlakukan uang dengan cara yang bijaksana.
Mata uang hanyalah alat yang digunakan sedikit untuk menukar nilai kebahagiaan. Uang dipandang sebagai sebuah kenikmatan yang dititipkan yang suatu saat akan dimabil sang pemiliki sesungguhnya.
“Orang miskin itu bukanlah mereka yang berkeliling meminta-minta kepada orang lain agar diberikan sesuap dan dua suap makanan dan satu-dua butir kurma.” Para sahabat bertanya: “Ya Rasulullah, (kalau begitu) siapa yang dimaksud orang miskin itu?” Beliau menjawab,"Mereka ialah orang yang hidupnya tidak berkecukupan, dan dia tidak mempunyai kepandaian untuk itu, lalu dia diberi shadaqah (zakat), dan mereka tidak mau meminta-minta sesuatu pun kepada orang lain.” (HR. Muslim)
“Spirit Kebahagiaan Ilmu dan Cinta”
Salam
Lukni Maulana (Pengasuh Rumah Pendidikan Sciena Madani)
Orang miskin sangat terobsesi dengan berbagai hal, selalu berkeinginan untuk memiliki yang belum ia punyai ataupun berusaha untuk mendapatkan apa yang ia inginkan. Namun hal itu sangat sayang sekali karena mereka tidak mampu melakukan itu sebab apa yang ia harapkan membutuhkan uang.
Sedangkan orang yang mampu merasakan kebahagian bisa dibilang dengan sebutan orang kaya. Lain lagi dengan orang miskin, orang kaya sebenarnya sama dengan orang miskin mempunyai obsesi dan keinginan yang hendak dicapai. Namun bedanya orang kaya memperlakukan uang dengan cara yang bijaksana.
Mata uang hanyalah alat yang digunakan sedikit untuk menukar nilai kebahagiaan. Uang dipandang sebagai sebuah kenikmatan yang dititipkan yang suatu saat akan dimabil sang pemiliki sesungguhnya.
“Orang miskin itu bukanlah mereka yang berkeliling meminta-minta kepada orang lain agar diberikan sesuap dan dua suap makanan dan satu-dua butir kurma.” Para sahabat bertanya: “Ya Rasulullah, (kalau begitu) siapa yang dimaksud orang miskin itu?” Beliau menjawab,"Mereka ialah orang yang hidupnya tidak berkecukupan, dan dia tidak mempunyai kepandaian untuk itu, lalu dia diberi shadaqah (zakat), dan mereka tidak mau meminta-minta sesuatu pun kepada orang lain.” (HR. Muslim)
“Spirit Kebahagiaan Ilmu dan Cinta”
Salam
Lukni Maulana (Pengasuh Rumah Pendidikan Sciena Madani)
0 komentar :
Posting Komentar