Aning Purwo performance pembacaan puisi karya Melur Seruni |
WM Semarang – RIC Karya Kota Semarang menggelar acara Majelis Karya dengan mengusung tema Perempuan dan Buruh Migran. Menghadirkan penulis buku kumpulan puisi Jejak Kelana karya Melur Seruni. Melur Seruni merupakan buruh migran di Singapura, yang saat ini tinggal di Magelang. Bertempat di
kedai Kopi Abg Gunungpati kumpulan puisi jejak kelana karya Melur Seruni tersebut menjadi perhatian dan
kajian para sastrawan dan akademisi, Minggu malam (1/11)
Jarang sekali seorang buruh migran dapat menghasilkan karya buku, itu tidak berlaku untuk Melur Seruni. Dengan terbitnya kumpulan Puisi Jejak Kelana membuktikan bahwa buruh migran tidak semata-mata menjadi pekerja di luar negeri.
Melur Seruni
tidak hanya bekerja, namun ia mampu menelurkan sebuah karya sastra. Beberapa antologi puisi bersama para sastrawan Indonesia telah terbiut dan bahkan tulisannya pernah menghiasi rubrik sastra di Malaysia dan Singapura. Selain itu ia menempuh
pendidikan di Singapura untuk memperdalam keilmuannya terutama bahasa Inggris.
Dihadiri langsung penulisnya
Melur Seruni sengaja pulang ke Indonesia untuk membincangkan karyanya,
sebelumnya peluncuran buku tersebut dilaksanakan di Tembi Rumah Budaya Jogja
dan Borobudur Magelang. Dan Semarang menjadi tempat yang sepesial karena
disinilah buku karyanya didiskusikan dan bahkan buku ini lahir di Kota Lumpia
Semarang yang digarap oleh RIC karya.
Puisi Jejak Kelana dibacakan
oleh para penyair dari berbagai kota di Jawa Tengah seperti Waluyo Suryadi dari
Komunitas Sastra Semarang, Kelana Siwi Kristyaningtyas (Kendal), Wage Tegoeh Wijono (Purwokerto), Didik Endro
S (Jepara), Indri Yuswandari (Kendal), Basa Basuki (Semarang), dan Slamet
Priyatin (Kendal) dan performance puisi oleh Aning Purwo dari Magelang.
Eko Tunas sastrawan senior
mengatakan puisi Melur Seruni memiliki karakter puisi naturalis yang mana ia
mengungkapkan sesuatu sebagaimana apa yang dialaminya melalui keadaan aslinya
berbicara tentang kerinduan, kenangan, laut dan bahkan kisah cinta.
Lain lagi dengan Indri
Yuswandarai penyair dari Kendal mengungkapkan bahwa puisi Melur Seruni
menuturkan tentang kediriannya sebagaimana judulnya jejak kelana merupakan
sebuah pengalaman hidup. Sayangnya ia tidak menuturkan pahit getirnya menjadi
buruh migran, sehingga puisi Melur Seruni meski lahir di Singapura tetap
beraroma Magelang. (ric)
0 komentar :
Posting Komentar