Menurut
Rahmat Surya (37th) yang juga alumnus Gontor ini, ada doktrin yang disampaikan
Kyai Gontor agar santri-santrinya tidak menjadi Pegawai Negeri atau bergantung
pada Pemerintah. Hal ini disampaikan berulang-ulang dalam banyak kesempatan,
santri juga praktek langsung mengurus bidang-bidang usaha pesantren seperti
koperasi, kantin, laundri, dapur umum, foto copi, fotografi, mengurus sampah. “Jangan
jadi pegawai negeri itu maksudnya lebih pada paksaan agar santri jadi pengusaha,
tapi bagi yang terlanjur jadi pegawai negeri, jangan juga terlalu bergantung
pada pemerintah, sehingga lupa berwirausaha”, jelas Rahmat Surya yang datang
dari Batam sebagai pembicara untuk seminar ini.
Pembicara
lainnya, KM. Hosni (33 th), menekankan pentingnya sedekah dan berbakti pada
orang tua. “jangan tunggu kaya, baru bersedekah, jangan tunggu untung besar, baru
memberi orang yang membesarkan kita”, kata Hosni yang bergerak di bidang
perdagangan, jasa dan industri ini. Di tahun 2015 ini, Hosni sendiri telah
memiliki beberapa mini marker, usaha pisang dan bakso. “Sekarang saya
menjalankan lima bidang usaha, usaha itu perlu diskusi dan banyak menimba ilmu
dari siapapun, keliru kalau usaha itu hanya modal nekat, belajar itu tidak
berarti sekolah”, jelasnya.
Dua
narasumber lain, Agus Setiawan (36th), Pengusaha Travel, dan Ustad
Uyat Albantani (40th), Pengelola Istana Yatim. Baik Agus maupun
Uyat, keduanya setuju jika rezeki hasil usaha harus disedekahkan. “Yang bikin
hati orang tergerak ke kantor kita, sehingga kita dapat proyek adalah Allah,
kalau kita lupa masih berfikir untuk sedekah, maka tunggu aja musibah”, kata
Agus Setiawan.
Seminar
yang dihadiri 103 orang dari berbagai daerah ini, diselenggarakan oleh
perkumpulan alumnus Gontor 1999 akhir yang tergabung dalam Yayasan Visi Kita
(YVK). “Seminar ini yang kedua, sebelumnya Yayasan Visi Kita juga pernah
mengadakan di Kaliurang, Yogyakarta, harapannya makin banyak jumlah pengusaha
di Indonesia”, jelas Ahmad Fauzi, Ketua Panitia kegiatan ini.
Semoga Allah memberkahi gontor dan para santrinya.
BalasHapus