Oleh: Sofa Muthohar
(Dosen STAIN Blora)
1. Khalifah
Penciptaan manusia dan penguasaannya di bumi
Qs.2:30. Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
2. Sebagai Hamba (Abd)
Qs. 51: 56. Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.
Dengan dua ayat diatas kita memahami bahwa manusia ada di dunia ini bukan tanpa kesengajaan, melainkan sengaja diciptakan. Bukan ada dengan sendirinya dan bukan tanpa tujuan.
Tujuan di ciptakannya manusia yaitu sebagai khalifah (pengganti/wakil) mengemban tugas-tugas Allah dalam mengelola alam semesta dan sekaligus sebagai hamba.
kalau kita mengingkari dua tugas itu, maka kita tergolong makhluk yang dzalim dan bodoh. dzalim karena kita membuat diri kita dan orang lain hancur, bodoh karena kita tidak mau untuk diangkat derajatnya disisi makhluk dan disisi khaliq.
Qs, 33: 72. Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat[1233] kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh,
Tuntutan dan Tantangan Hidup Bermutu
Menjadi khalifah haruslah mempunyai apa yang seharusnya dimiliki, misalnya mempunyi kesadaran, pengetahuan dan pengamalan.
Mampu merubah diri dan masyarakat, merubah dari yang kurang baik menjadi lebih baik.
Di masa sekarang ini, agar bisa tetap survive, khususnya sebagai khalifah dan hamba Allah, maka kita harus mau dan mampu merubah pola hidup
> dari yang kurang bermutu menuju ke pola hidup yang bermutu,
> dari pola hidup bodoh menjadi pola hidup pandai,
> dari pola hidup yang melanggar aturan menuju pola hidup yang taat aturan,
> dari pola hidup serba meminta menjadi pola hidup serba memberi,
> dari pola hidup kotor ke pola hidup bersih
> dari pola hidup malas menjadi pola hidup giat bekerja
> dari pola hidup penuh asap rokok menuju pola hidup bebas asap rokok
> dari pola hidup yang merugikan menuju pola hidup yang menguntungkan .dll.
Memang awalnya sulit merubah budaya masyarakat, dikecam, dikafirkan dan dianggap melanggar aturan dan dikucilkan. Namun ketika semua merasakan akibat baiknya, kemudian dengan berbondong-bondong ramai-ramai mengikitinya. Itulah resiko dari manusia pilihan sebagai da’i dan khalifah yang dibebani tanggung jawab yang besar, yang diamanahi nikmat yang besar, namun harus siap dikucilkan, di cemooh apalagi hanya sekedar di kritik.
Disisi lain itulah kondisi masyarakat yang kadang sulit di ajak berubah untuk maju yang tidak boleh dibenci, namun harus selalu disadarkan dan jangan sampai tenggelam dalam kemunduran dan kenistaan. Memang jalan menuju ummat yang mulia, ummat yang rahmatan dan ummat yang berkemajuan, memang tidak mudah. Namun dengan perjuangan yang terus menerus kelak nanti akan memetik hasilnya. Jika tidak pernah berusaha tentu tidak akan bisa berharap, namun dengan terus berusaha kita akan dapat berharap hasilnya.
QS.& : 172-173
172. Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku Ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap Ini (keesaan Tuhan)",
173. Atau agar kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya orang-orang tua kami Telah mempersekutukan Tuhan sejak dahulu, sedang kami Ini adalah anak-anak keturunan yang (datang) sesudah mereka. Maka apakah Engkau akan membinasakan kami Karena perbuatan orang-orang yang sesat dahulu[582]?"
Memang sangat sulit untuk berpindah kebiasaan, dari kebiasan lama yang kadung dianggap enak,
Mungkin ibarat Zaman nabi : Merubah zaman jahiliyah menuju zaman yang terang (maju), merubah suka membunuh menuju saling berdamai dan melindungi, merubah kebiasan curang menjadi kebiasaan jujur, merubah kebiasaan merendahkan anak merempuan menuju penghormatan kaum perempuan, merubah kebiasan kekerasan : minuman keras, berjudi dan berzina menuju kehidupan tanpa kekerasan.
Zaman sekarang : Mengubah kebiasaan jorok yang seenaknya membuang sampah menuju pola kehidupan yang bersih, mengubah dari kebiasan mendengar dan melihat, menuju pada kebiasaan meneliti dan menulis, merubah kebiasaan bermalasan menuju kebiasaan suka bekerja, merubah kebiasan cuek pada orang lain menuju kebiasaan suka menolong.
namun ketika jelas manfaatnya dan jelas meninggalkan bahaya (madhorot) kita harus berjuang meninggalkan hawa nafsu warisan yang menjadikan kita tertinggal menuju budaya yang baik yang akan menjadikan kita maju dan bertaqwa.
Karena sulitnya merubah kepribadian ini dalam teori psikologi untuk merubah satu kebiasaan saja butuh waktu 28 hari, dan di dalam Islam memberikan slusi merubah prilaku tahunan dengan melaksakan puasa 29/30 hari. Namun setelah itu kebiasaan lama yang jelek jangan di dekati lagi.
Menjalankan fungsi khalifah dan hamba Allah di zaman sekarang ini tidaklah ringan. Namun dengan usaha yang sungguh-sungguh serta tawakkal kepada Allah, yang berat ini akan menjadi menyenangkan.
Apa saja yang kita peroleh, baik kesempatan ataupun kenikmatan, marilah kita gunakan untuk menunjang tugas utama tersebut. Semoga kita diberi kekuatan untuk bisa menjalankan tugas dengan baik dan di beri kenikmatan dalam melaksanakannya. Amin
(Dosen STAIN Blora)
1. Khalifah
Penciptaan manusia dan penguasaannya di bumi
Qs.2:30. Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
2. Sebagai Hamba (Abd)
Qs. 51: 56. Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.
Dengan dua ayat diatas kita memahami bahwa manusia ada di dunia ini bukan tanpa kesengajaan, melainkan sengaja diciptakan. Bukan ada dengan sendirinya dan bukan tanpa tujuan.
Tujuan di ciptakannya manusia yaitu sebagai khalifah (pengganti/wakil) mengemban tugas-tugas Allah dalam mengelola alam semesta dan sekaligus sebagai hamba.
kalau kita mengingkari dua tugas itu, maka kita tergolong makhluk yang dzalim dan bodoh. dzalim karena kita membuat diri kita dan orang lain hancur, bodoh karena kita tidak mau untuk diangkat derajatnya disisi makhluk dan disisi khaliq.
Qs, 33: 72. Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat[1233] kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh,
Tuntutan dan Tantangan Hidup Bermutu
Menjadi khalifah haruslah mempunyai apa yang seharusnya dimiliki, misalnya mempunyi kesadaran, pengetahuan dan pengamalan.
Mampu merubah diri dan masyarakat, merubah dari yang kurang baik menjadi lebih baik.
Di masa sekarang ini, agar bisa tetap survive, khususnya sebagai khalifah dan hamba Allah, maka kita harus mau dan mampu merubah pola hidup
> dari yang kurang bermutu menuju ke pola hidup yang bermutu,
> dari pola hidup bodoh menjadi pola hidup pandai,
> dari pola hidup yang melanggar aturan menuju pola hidup yang taat aturan,
> dari pola hidup serba meminta menjadi pola hidup serba memberi,
> dari pola hidup kotor ke pola hidup bersih
> dari pola hidup malas menjadi pola hidup giat bekerja
> dari pola hidup penuh asap rokok menuju pola hidup bebas asap rokok
> dari pola hidup yang merugikan menuju pola hidup yang menguntungkan .dll.
Memang awalnya sulit merubah budaya masyarakat, dikecam, dikafirkan dan dianggap melanggar aturan dan dikucilkan. Namun ketika semua merasakan akibat baiknya, kemudian dengan berbondong-bondong ramai-ramai mengikitinya. Itulah resiko dari manusia pilihan sebagai da’i dan khalifah yang dibebani tanggung jawab yang besar, yang diamanahi nikmat yang besar, namun harus siap dikucilkan, di cemooh apalagi hanya sekedar di kritik.
Disisi lain itulah kondisi masyarakat yang kadang sulit di ajak berubah untuk maju yang tidak boleh dibenci, namun harus selalu disadarkan dan jangan sampai tenggelam dalam kemunduran dan kenistaan. Memang jalan menuju ummat yang mulia, ummat yang rahmatan dan ummat yang berkemajuan, memang tidak mudah. Namun dengan perjuangan yang terus menerus kelak nanti akan memetik hasilnya. Jika tidak pernah berusaha tentu tidak akan bisa berharap, namun dengan terus berusaha kita akan dapat berharap hasilnya.
QS.& : 172-173
172. Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku Ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap Ini (keesaan Tuhan)",
173. Atau agar kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya orang-orang tua kami Telah mempersekutukan Tuhan sejak dahulu, sedang kami Ini adalah anak-anak keturunan yang (datang) sesudah mereka. Maka apakah Engkau akan membinasakan kami Karena perbuatan orang-orang yang sesat dahulu[582]?"
Memang sangat sulit untuk berpindah kebiasaan, dari kebiasan lama yang kadung dianggap enak,
Mungkin ibarat Zaman nabi : Merubah zaman jahiliyah menuju zaman yang terang (maju), merubah suka membunuh menuju saling berdamai dan melindungi, merubah kebiasan curang menjadi kebiasaan jujur, merubah kebiasaan merendahkan anak merempuan menuju penghormatan kaum perempuan, merubah kebiasan kekerasan : minuman keras, berjudi dan berzina menuju kehidupan tanpa kekerasan.
Zaman sekarang : Mengubah kebiasaan jorok yang seenaknya membuang sampah menuju pola kehidupan yang bersih, mengubah dari kebiasan mendengar dan melihat, menuju pada kebiasaan meneliti dan menulis, merubah kebiasaan bermalasan menuju kebiasaan suka bekerja, merubah kebiasan cuek pada orang lain menuju kebiasaan suka menolong.
namun ketika jelas manfaatnya dan jelas meninggalkan bahaya (madhorot) kita harus berjuang meninggalkan hawa nafsu warisan yang menjadikan kita tertinggal menuju budaya yang baik yang akan menjadikan kita maju dan bertaqwa.
Karena sulitnya merubah kepribadian ini dalam teori psikologi untuk merubah satu kebiasaan saja butuh waktu 28 hari, dan di dalam Islam memberikan slusi merubah prilaku tahunan dengan melaksakan puasa 29/30 hari. Namun setelah itu kebiasaan lama yang jelek jangan di dekati lagi.
Menjalankan fungsi khalifah dan hamba Allah di zaman sekarang ini tidaklah ringan. Namun dengan usaha yang sungguh-sungguh serta tawakkal kepada Allah, yang berat ini akan menjadi menyenangkan.
Apa saja yang kita peroleh, baik kesempatan ataupun kenikmatan, marilah kita gunakan untuk menunjang tugas utama tersebut. Semoga kita diberi kekuatan untuk bisa menjalankan tugas dengan baik dan di beri kenikmatan dalam melaksanakannya. Amin
0 komentar :
Posting Komentar