1. Mangkya
darajating praja/Kawuryan wus sunyaturi/Rurah pangrehing ukara/Karana tanpa
palupi/Atilar silastuti/Sujana sarjana kelu/Kalulun kala tida/Tidhem tandhaning
dumadi/Ardayengrat dene karoban rubeda
Keadaan negara
waktu sekarang, sudah semakin merosot/Situasi (keadaan tata negara) telah
rusah, karena sudah tak ada yang dapat diikuti lagi/Sudah banyak yang
meninggalkan petuah-petuah/aturan-aturan lama/Orang cerdik cendekiawan terbawa
arus Kala Tidha (jaman yang
penuh keragu-raguan)/Suasananya
mencekam. Karena dunia penuh dengan kerepotan.
2. Ratune ratu
utama/Patihe patih linuwih/Pra nayaka tyas raharja/Panekare
becik-becik/Paranedene tan dadi/Paliyasing Kala Bendu/Mandar mangkin
andadra/Rubeda angrebedi/Beda-beda ardaning wong saknegara
Sebenarnya
rajanya termasuk raja yang baik/Patihnya juga cerdik/semua anak buah hatinya
baik/pemuka-pemuka masyarakat baik/namun segalanya itu tidak menciptakan
kebaikan/Oleh karena daya jaman Kala Bendu/Bahkan kerepotan-kerepotan makin
menjadi-jadi/Lain orang lain
pikiran dan
maksudnya.
3. Katetangi
tangisira/Sira sang paramengkawi/Kawileting tyas duhkita/Katamen ing ren
wirangi/Dening upaya sandi/Sumaruna angrawung/Mangimur manuhara/Met pamrih
melik pakolih/Temah suka ing karsa tanpa wiweka
Waktu itulah
perasaan sang Pujangga menangis/penuh kesedihan/mendapatkan hinaan dan
malu/akibat dari perbuatan seseorang/Tampaknya orang tersebut memberi harapan menghibur/sehingga
sang Pujangga karena gembira hatinya dan tidak waspada.
4. Dasar karoban
pawarta/Bebaratun ujar lamisPinudya dadya pangarsaWekasan malah kawuriYan
pinikir sayektiMundhak apa aneng ngayun/Andhedher kaluputan/Siniraman banyu
lali/Lamun tuwuh dadi kekembanging beka
Persoalannya
hanyalah karena kabar angin yang tiada menentu/Akan ditempatkan sebagai pemuka
tetapi akhirnya sama sekali tidak benar/bahkan tidak mendapat perhatian sama
sekali/Sebenarnya kalah direnungkan/apa sih gunanya menjadi pemimpin/Hanya akan
membuat
kesalahan-kesalahan
saja/Lebih-lebih bila ketambahan lupa diri, hasilnya tidak lain hanyalah
kerepotan.
5. Ujaring
panitisastra/Awewarah asung peling/Ing jaman keneng musibat/Wong ambeg jatmika
kontit/Mengkono yen niteni/Pedah apa amituhu/Pawarta lolawara/Mundhuk
angreranta ati/Angurbaya angiket cariteng kuna
Menurut buku
Panitisastra (ahli sastra)/sebenarnya sudah ada peringatan/Didalam jaman yang
penuh kerepotan dan kebatilan ini/orang yang berbudi tidak terpakai/Demikianlah
jika kita meneliti. Apakah gunanya meyakini kabar angin akibatnya hanya akan
menyusahkan hati saja/Lebih baik membuat karya-karya kisah jaman dahulu kala.
6. Keni kinarta
darsana/Panglimbang ala lan becik/Sayekti akeh kewala/Lelakon kang dadi
tamsil/Masalahing ngaurip/Wahaninira tinemu/Temahan anarima/Mupus pepesthening
takdir/Puluh-Puluh anglakoni kaelokan
Membuat kisah
lama ini dapat dipakai kaca benggala/guna membandingkan perbuatan yang salah
dan yang betul/Sebenarnya banyak sekali contoh -contoh dalam kisah-kisah
lama/mengenai kehidupan yang dapat mendinginkan hati, akhirnya
"nrima"/dan menyerahkan diri kepada kehendak Tuhan/Yah segalanya itu
karena sedang mengalami kejadian yang aneh-aneh.
7. Amenangi
jaman edan/Ewuh aya ing pambudi/Milu edan nora tahan/Yen tan milu
anglakoni/Boya kaduman melik/Kaliren wekasanipun/Ndilalah karsa
Allah/Begja-begjane kang lali/Luwih begja kang eling lawan waspada
Hidup didalam
jaman edan, memang repot/Akan mengikuti tidak sampai hati, tetapi kalau tidak
mengikuti geraknya jaman/tidak mendapat apapun juga. Akhirnya dapat menderita
kelaparan/Namun sudah menjadi kehendak Tuhan/Bagaimanapun juga walaupun orang
yang lupa itu bahagia namun masih lebih bahagia lagi orang yang senantiasa
ingat dan waspada
8. Semono iku
bebasan/Padu-padune kepengin/Enggih mekoten man Doblang/Bener ingkang
angarani/Nanging sajroning batin/Sejatine nyamut-nyamut/Wis tuwa arep
apa/Muhung mahas ing asepi/Supayantuk pangaksamaning Hyang Suksma
Yah segalanya
itu sebenarnya dikarenakan keinginan hati/Betul bukan/Memang benar kalau ada
yang mengatakan demikian/Namun sebenarnya didalam hati repot juga/Sekarang
sudah tua apa pula yang dicari/Lebih baik menyepi diri agar mendapat ampunan
dari Tuhan/
9. Beda lan kang
wus santosa/Kinarilah ing Hyang Widhi/Satiba malanganeya/Tan susah ngupaya
kasil/Saking mangunah prapti/Pangeran paring pitulung/Marga samaning titah/Rupa
sabarang pakolih/Parandene maksih taberi ikhtiyar
Lain lagi bagi
yang sudah kuat/Mendapat rakhmat Tuhan/Bagaimanapun nasibnya selalu baik/Tidak
perlu bersusah payah tiba-tiba mendapat anugerah/Namun demikian masih juga
berikhtiar
10.Sakadare
linakonan/Mung tumindak mara ati/Angger tan dadi prakara/Karana riwayat
muni/Ikhtiyar iku yekti/Pamilihing reh rahayu/Sinambi budidaya/Kanthi awas
lawan eling/Kanti kaesthi antuka parmaning Suksma
Apapun
dilaksanakan/Hanya membuat kesenangan pokoknya tidak menimbulkan
persoalan/Agaknya ini sesuai dengan petuah yang mengatakan bahwa manusia itu
wajib ikhtiar/hanya harus memilih jalan yang baik/Bersamaan dengan usaha
tersebut juga harus awas dan waspada agar mendapat rakhmat Tuhan.
11.Ya Allah ya
Rasulullah/Kang sipat murah lan asih/Mugi-mugi aparinga/Pitulung ingkang
martani/Ing alam awal akhir/Dumununging gesang ulun/Mangkya sampun awredha/Ing
wekasan kadi pundi/Mula mugi wontena pitulung Tuwan
Ya Allah ya
Rasulullah/yang bersifat murah dan asih/mudah-mudahan memberi pertolongan
kepada hambamu disaat-saat menjelang akhir ini/Sekarang kami telah tua, akhirnya
nanti bagaimana/Hanya Tuhanlah yang mampu menolong kami
12.Sageda sabar
santosa/Mati sajroning ngaurip/Kalis ing reh aruraha/Murka angkara
sumingkir/Tarlen meleng malat sih/Sanityaseng tyas mematuh/Badharing
sapudhendha/Antuk mayar sawetawis/BoRONG angGA saWARga meSI marTAya
Mudah-mudahan
kami dapat sabar dan sentosa/seolah-olah dapat mati didalam hidup/Lepas dari
kerepotan serta jauh dari keangakara murkaan/Biarkanlah kami hanya memohon
karunia pada MU agar mendapat ampunan sekedarnya/Kemudian kami serahkan jiwa
dan raga dan kami Dari terjemahannya tersebut, terlihat bahwa inti syair
Kalatidha jelas melukiskan gejala keruntuhan raja-raja Tanah Jawa. Menurut
Anderson, apabila raja menjadi raja sempurna, patih cinta kebenaran, maka
semestinya masyarakat dan tatanannya berjalan tenteram dan damai. (Dok –Rumah Pendidikan Sciena Madani)
Salam hangat - salam kebudayaan
BalasHapus