WARTA MADANI - Bertempat di sekretariat Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Semarang mengelar tasyakuran dalam rangka puncak gebyar Milad HMI ke 66. Diawali dengan pembacaan tahlil yang mengundang warga masyarakat, sebagai bentuk doa atas nikmat yang selama ini dirasakan.
Gebyar Milad HMI ke 66 sebelumnya telah mengelar berbagai macam acara dari penanaman pohon 2.000 pohon mangrov yang di tanam di Demak. Perlombaan masak dengan bahan mentah berupa singkong yang diikuti dari berbagai komisariat di se-Semarang dan juga acara untuk anak-anak warga masyarakat setempat.
Puncak acara menghadirkan saksi sejarah hadirnya HMI-MPO Ir. Hanafi Shaleh, MM sebagai pembicara tunggal untuk menyimak sejarah HMI di wilayah semarang. Ia menjelaskan bahwa pada saat rezim Soeharto berkuasa, seluruh organisasi kemahasiwaan harus berazaskan pancasila. Akan tetap MPO hadir sebagai penyelamatan atas organisasi yang tetap memegang teguh azas Islam.
Kebanyakan pengurua salah satunya para ketua pada tahun 1985, pada tidak kuat melawan rezim Soeharto dengan kekautan militernya. Sehingga mereka yang tidak mampu bertahan terpaksa mengikuti gerak pemerintah dengan mengikuti azas pancasila.
Malam makin larut kemerihana sekretariat HMI semakin nampak, setelah napak tilas sejarah dilanjutkan dengan pentas seni yang di hadirkan oleh perwakilan komisarit se-Semarang.
Gebyar Milad HMI ke 66 sebelumnya telah mengelar berbagai macam acara dari penanaman pohon 2.000 pohon mangrov yang di tanam di Demak. Perlombaan masak dengan bahan mentah berupa singkong yang diikuti dari berbagai komisariat di se-Semarang dan juga acara untuk anak-anak warga masyarakat setempat.
Puncak acara menghadirkan saksi sejarah hadirnya HMI-MPO Ir. Hanafi Shaleh, MM sebagai pembicara tunggal untuk menyimak sejarah HMI di wilayah semarang. Ia menjelaskan bahwa pada saat rezim Soeharto berkuasa, seluruh organisasi kemahasiwaan harus berazaskan pancasila. Akan tetap MPO hadir sebagai penyelamatan atas organisasi yang tetap memegang teguh azas Islam.
Kebanyakan pengurua salah satunya para ketua pada tahun 1985, pada tidak kuat melawan rezim Soeharto dengan kekautan militernya. Sehingga mereka yang tidak mampu bertahan terpaksa mengikuti gerak pemerintah dengan mengikuti azas pancasila.
Malam makin larut kemerihana sekretariat HMI semakin nampak, setelah napak tilas sejarah dilanjutkan dengan pentas seni yang di hadirkan oleh perwakilan komisarit se-Semarang.
0 komentar :
Posting Komentar