1.
INGIN KU
Aku ingin menjadi uap, yang terus dan terus naik ke angkasa biru
Dan bila suatu ketika jatuh, aku akan menjadi arti keberkahan cinta bagimu
Aku ingin menjadi tanah yang sempit dan lapang, bagi air, api dan angin hidupmu
Aku ingin menjadi munajat do’a, yang terus menerus bertengadah kontinyu
Menyerah pada kesabaran tanpa batas
Aku ingin menjadi cerita kecil, yang di dewasakan dongeng bunda
Dan menjalani hidup dengan penuh rasa syukur
Aku ingin menjadi sujud, di sepanjang gerak hatiku untukNYA yang meminjamiku hidup
Aku ingin menjadi rindu, yang sangat menggebu-gebu
Untuk sebuah nama yang paling indah pemilikku
Nama di atas nama, yang bila engkau sebut cintamupun membumi dan mengangkasa
Sebagai tanda akhir makna hidup dan gairanya
Cepat ingin, cepat tidak
Cepat senja kemauan di dada,tapi cepat pula hilang sirna dari liang rasa
Mengembara ke dimensi malam meniti kuda angka yang beda
Lintasi cerah kata penuh pesona
Aku dan kamu saling mengintai dalam lingkaran hajat hidup yang sama
Bawang, 02:21.
SEJARAH CINTA
Alam semesta lahir
Sunnatullah hadir
Cahaya agamapun terukir
Menjadi mukamadimah terindah atas jiwa-jiwa lemah di tengah alam jahiliyah
Maka ceritapun di mulai
Dari manusia pertama yang di usir
Agar semua tanah di muka bumi berfikir dan mengetahui
Bahwa musuhnya yang paling utama adalah api yang alim dan kekal abadi
Nabi-nabiNya di ciptakan
Kitab-kitabNya di turunkan
Namun masih saja ada beberapa butir tanah yang lalai
Dan menyembah kulit dagingnya sendiri
Kala hatiku lengah dan tidak ikhlas mendekapmu
Pengingkarmu yang paling rutin adalah kebodohanku
Nafsu yang mendidih dalam darah
Yang membakar tumpukan tanah menjadi nyala api lawammah
Hingga karamlah perahu hidupku di tepian pantaimu
Tidak kuasa meneguk tetes air ilmuNya
Di mana kalammu tertera
Dimana sinar cahayamu tertulis
Ingin hatiku tidak sepi dari ayat-ayatNya
Agar damai sentosa rohaniku terjaga
Jika engkau adalah pakaian ahlakulkarimah
Bentangkanlah sayap-sayap keimananku
Dan lebarkanlah sajadah ketakwaanku
Agar sujud keningku
Mengenalkanku pada Tuhannya
Agar do’a sapu jagatku memapahku pada keselamatan
Dan kebahagian dunia akhirat
Dan tangis istigfarku mengajak keridhoanNya
Bawang, 2 januari 2013.
SIMPANG
Simpang satu... jalan buntu
Simpang dua... becabang nama
Simpang tiga... terantuk goda
Simpang empat... langkah tersesat
Simpang lima... tawa menggema
Simpang enam... hati terbenam
Simpang tujuh... rindu berlabuh
Simpang delapan... cinta didepan
Simpang sembilan... nurani berpesan
Simpang sepuluh... jiwa luruh
Simpang sebelas... engkau memelas
Simpang dua belas... pantunku terbalas
Simpang tiga belas... hutangku lunas
Simpang empat belas... lambung mulas
Simpang lima belas... bulan beralas
Simpang enam belas... langit tuntas
Simpang tujuh belas... belas bumi bergegas
Simpang delapan belas... arus sungai mengalir deras
Simpang sembilan belas... bayangmu kian jelas
Simpang dua puluh... kilat gemuruh
Simpang dua puluh satu... ganjil pintamu
Simpang seribu pintu tertuju
Tambah satu si abu nawas setuju
Do’a do’a tak punya waktu kembali ke satu.
Semarang, 22 september 2012.
INGIN KU
Aku ingin menjadi uap, yang terus dan terus naik ke angkasa biru
Dan bila suatu ketika jatuh, aku akan menjadi arti keberkahan cinta bagimu
Aku ingin menjadi tanah yang sempit dan lapang, bagi air, api dan angin hidupmu
Aku ingin menjadi munajat do’a, yang terus menerus bertengadah kontinyu
Menyerah pada kesabaran tanpa batas
Aku ingin menjadi cerita kecil, yang di dewasakan dongeng bunda
Dan menjalani hidup dengan penuh rasa syukur
Aku ingin menjadi sujud, di sepanjang gerak hatiku untukNYA yang meminjamiku hidup
Aku ingin menjadi rindu, yang sangat menggebu-gebu
Untuk sebuah nama yang paling indah pemilikku
Nama di atas nama, yang bila engkau sebut cintamupun membumi dan mengangkasa
Sebagai tanda akhir makna hidup dan gairanya
Cepat ingin, cepat tidak
Cepat senja kemauan di dada,tapi cepat pula hilang sirna dari liang rasa
Mengembara ke dimensi malam meniti kuda angka yang beda
Lintasi cerah kata penuh pesona
Aku dan kamu saling mengintai dalam lingkaran hajat hidup yang sama
Bawang, 02:21.
SEJARAH CINTA
Alam semesta lahir
Sunnatullah hadir
Cahaya agamapun terukir
Menjadi mukamadimah terindah atas jiwa-jiwa lemah di tengah alam jahiliyah
Maka ceritapun di mulai
Dari manusia pertama yang di usir
Agar semua tanah di muka bumi berfikir dan mengetahui
Bahwa musuhnya yang paling utama adalah api yang alim dan kekal abadi
Nabi-nabiNya di ciptakan
Kitab-kitabNya di turunkan
Namun masih saja ada beberapa butir tanah yang lalai
Dan menyembah kulit dagingnya sendiri
Kala hatiku lengah dan tidak ikhlas mendekapmu
Pengingkarmu yang paling rutin adalah kebodohanku
Nafsu yang mendidih dalam darah
Yang membakar tumpukan tanah menjadi nyala api lawammah
Hingga karamlah perahu hidupku di tepian pantaimu
Tidak kuasa meneguk tetes air ilmuNya
Di mana kalammu tertera
Dimana sinar cahayamu tertulis
Ingin hatiku tidak sepi dari ayat-ayatNya
Agar damai sentosa rohaniku terjaga
Jika engkau adalah pakaian ahlakulkarimah
Bentangkanlah sayap-sayap keimananku
Dan lebarkanlah sajadah ketakwaanku
Agar sujud keningku
Mengenalkanku pada Tuhannya
Agar do’a sapu jagatku memapahku pada keselamatan
Dan kebahagian dunia akhirat
Dan tangis istigfarku mengajak keridhoanNya
Bawang, 2 januari 2013.
SIMPANG
Simpang satu... jalan buntu
Simpang dua... becabang nama
Simpang tiga... terantuk goda
Simpang empat... langkah tersesat
Simpang lima... tawa menggema
Simpang enam... hati terbenam
Simpang tujuh... rindu berlabuh
Simpang delapan... cinta didepan
Simpang sembilan... nurani berpesan
Simpang sepuluh... jiwa luruh
Simpang sebelas... engkau memelas
Simpang dua belas... pantunku terbalas
Simpang tiga belas... hutangku lunas
Simpang empat belas... lambung mulas
Simpang lima belas... bulan beralas
Simpang enam belas... langit tuntas
Simpang tujuh belas... belas bumi bergegas
Simpang delapan belas... arus sungai mengalir deras
Simpang sembilan belas... bayangmu kian jelas
Simpang dua puluh... kilat gemuruh
Simpang dua puluh satu... ganjil pintamu
Simpang seribu pintu tertuju
Tambah satu si abu nawas setuju
Do’a do’a tak punya waktu kembali ke satu.
Semarang, 22 september 2012.
0 komentar :
Posting Komentar