(warga Jawa Tengah)
KEMBALI lagi, menyoal tentang madzab demokrasi
yang menjadi kebangaan pasca era reformasi. Tulisan ini, bukan bertujuan untuk
mencaci atau melecehkan demokrasi yang digadang-gadang akan membawa
kesejahteraan yang merata. Akan tetapi, tulisan ini membahas hasil pemilihan
umum yang menjadi representasi dari madzab demokrasi. Hal ini tentunya, sebagai
bentuk andil kita sebagai kelompok analis yang aktif dalam pergolakan kondisi
bangsa, bukan provokator, bukan apatis, dan juga bukan masalah eksistensi.
Beberapa waktu lalu, rakyat Jawa Timur telah melaksanakan
Pilkada untuk menentukan siapa yang menjadi nomor satu dan dua di Provinsi Jawa
Timur. Puncak penentuan tersebut, kemudian telah diumumkan oleh KPUD Jawa Timur
dalam Rapat Pleno Terbuka di Hotel Sangri-La, Surabaya, Sabtu (7/9). “Komisi
Pemilihan Umum Jawa Timur menetapkan pasangan Soekarwo-Saifullah Yusuf sebagai
gubernur dan wakil gubernur Jawa Timur terpilih periode 2014-2019 setelah
memenangi pemilihan umum kepala daerah pada 29 Agustus,” demikian berita dalam
harian Kompas, Minggu (8/10).
Berdasarkan perhitungan manual KPU Jatim,
Soekarwo-Saifullah unggul dengan perolehan 8.195.816 suara (47,25%),
selanjutnya pasangan Khofifah-Herman memperoleh 6.525.015 suara (37,26%),
pasangan Bambang-Said memperoleh 2.200.069 suara (12,69%), dan pasangan
Eggi-Sihat memperoleh 422.932 suara (2,44%). Dimana jumlah angka partipasi
pemilih adalah 17.895.809 suara atau 59,58% dari jumlah DPT. Sedangkan jumlah
surat suara yang tidak sah adalah 551.977 suara.
Tabel Perhitungan
Terakhir Surat Suara
Pilkada Jawa Timur
2013
No
|
Nama Pasangan Calon
|
Parpol Pendukung
|
Partisipasi Pemilih (Jiwa)
|
Partisipasi Pemilih
(%)
|
1
|
Soekarwo-Saifullah
|
31
|
8,195,816
|
47.25
|
2
|
Khofifah-Herman
|
6
|
6,525,015
|
37.62
|
3
|
Bambang-Said
|
1
|
2,200,069
|
12.69
|
4
|
Eggi-Sihat
|
0
|
422,932
|
2.44
|
JUMLAH
|
38
|
17,343,832
|
100.00
|
SUMBER : rekapitulasi suara terakhir KPU Jatim, Sabtu (7/9/2013)
Hasil perhitungan tersebut, secara telak menagaskan
bahwa hasil Pilkada Jawa Timur 2013 masih belum dapat dikatakan sebagai
representasi dari madzab demokrasi. Jika dilakukan analisis dengan menggunakan
acuan DPT, yang menjadi pemilih aktif, perolehan suara Soekarwo-Saifullah masih
belum mewakili suara rakyat. Karena jumlah DPT yang tidak memilih mencapai 12.138.440
suara atau 40,42%, sedangkan jika dibandingkan perolehan suara dari pasangan Soekarwo-Saifullah
hanya 8.195.816 suara atau 27,29%. Perolehan tersebut masih di bawah 30% dari
jumlah DPT. Bagaimana bisa, perolehan suara tersebut dapat dikatakan
representasi dari suara (keinginan rakyat)???
Mengenai analisis tentang hasil Pilkada Jawa Timur
2013, ada hal yang patut mendapat perhatian bagi pengamat politik. Ini adalah
berkenaan dengan suara Golput (Golongan Putih). Suara Golput dalam Pilkada Jawa
Timur hanya mencapai 12.690.417 atau 42,25% dari jumlah DPT, suara ini sudah
termasuk dengan suara pemilih yang tidak sah. Hal ini menjadi kabar baik, karena
dengan demikian angka pemilih aktif dapat menembus angka 57,75 % yang menaruh
aharapan pada ke-4 pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur pada Pilkada Jawa
Timur 2013. Sehingga, secara simple bisa dikatakan bahwa angka partisipan
pemilih aktif lebih besar dibanding dengan pemilih golput.
Meski demikian, berkenaan dengan hasil perolehan suara
tertinggi hasil perhitungan Pilkada Jawa Timur 2013, belum dapat dikatakan
sebagai representasi dari kemenangan rakyat, masih lebih kepada kemenangan
pasangan calon. Sebagaimana hasil hitungan tersebut, pasangan Soekarwo-Saifullah
memperoleh suara 8.195.816 suara, sedangkan angka suara Golput (ditambah suara
tidak sah) lebih tinggi dibandingkan perolehan tersebut, yaitu 12.690.417
suara. Suara Golput lah yang menang dalam pemungutan suara Pilkada Jawa Timur
2013.
Tabel Sebaran Aspirasi
Pemilih
Pilkada Jawa Timur
2013
No
|
Sebaran Aspirasi Pemilih Jawa Timur
|
Partisipasi Pemilih (Jiwa)
|
Partisipasi Pemilih (%)
|
|
1
|
Suara Golput
|
|||
a.
|
Tidak Memilih
|
12,138,440
|
40.42
|
|
b.
|
Tidak Sah
|
551,977
|
1.84
|
|
Jumlah
|
12,690,417
|
42.25
|
||
2
|
Pasangan Menang
|
|||
Soekarwo-Saifullah
|
8,195,816
|
27.29
|
||
3
|
Pasangan Kalah
|
|||
a.
|
Khofifah-Herman
|
6,525,015
|
21.73
|
|
b.
|
Bambang-Said
|
2,200,069
|
7.33
|
|
c.
|
Eggi-Sihat
|
422,932
|
1.41
|
|
Jumlah
|
9,148,016
|
30.46
|
||
TOTAL
|
30,034,249
|
100.00
|
SUMBER : analisis pengamat, 2013
Dalam sistem pemungutan suara tidak boleh
menghilangkan atas keberadaan golongan putih (Golput). Pengamat Nasir (Pimp. Pondok Pesantren Tahfiz Alquran Al
Mukhlisin Batu Bara), dalam media waspada.co.id yang berjudul ‘Menguak
alasan golput dan tidak golput,’ mengungkapkan ada lima alasan mengenai Golput.
Pertama, golput karena alasan tehnis. Kedua, golput dengan alasan ideologi. Ketiga,
golput karena pertimbangan ekonomis. Keempat, golput karena alasan apatis dan
pesimis. Dan kelima, golput karena alasan idealis.
Setidaknya, untuk alasan keempat dan kelima dalam
Golput di Jawa Timur dapat terelakkan. Karena dari keempat pasangan calon telah
ada calon yang berasal dari jalur independen, non partai. Sehingga mengenai
alasan ketidakpercayaan kepada politik yang berujung pada sikap apatis,
pesimis, dan idealis, sudah diakomodir oleh salah satu pasangan calon. Sedangkan
untuk alasan pertama dapat dikesampingkan, karena dalam pembahasan ini faktor
yang menjadi objek adalah pemilih, bukan penyelenggara ataupun faktor teknis
lainnya.
Kemudian, apakah alasan utama dari golput itu adalah
alasan kedua atau ketiga??? Ataukah ada alasan lainnya???
0 komentar :
Posting Komentar