Jalan Genuk Rusak, Warga Tanam Pisang

WM - Tiba-tiba pohon pisang tumbuh mendadak di Jalan Wolter Monginsidi Kelurahan Banjardowo, Genuk. Lebih dari tiga pohon pisang setingggi dua meter tertanam dibeberapa titik jalan yang memiliki lubang besar. Bahkan diluban besar yang ada pohon pisangnya itu tertulis, "Jangan Mancing di Sini". Hal ini dilakukan warga sekitar sebagai bentuk protes terhadap Pemerintah Kota Semarang yang tidak segera memperbaik jalan yang sudah rusak lama semenjak banjir dimusim penghujan, Minggu (23/3)

Jalan Wolter Monginsidi Kelurahan Banjardowo merupakan jalan utama akses menuju Demak dan menjadi alternatif ketika Jalan Kaligawe mengalami banjir ataupun kerusakan.

Tidak hanya warga yang mengeluhkan kondisi jalan yang seperti itu, pengguna jalan yang biasa memanfaatkan jalan tersebut juga mengalami stres berat jika setiap hari harus lewat jalan penuh lubang dan lumpur.

Lebih stres lagi jika harus menunggu antrean kendaraan, oleh sebab jalan kelurahan Banjardowo ini merupakan jalur padat. Bahkan di kawasan Banjardowo mulai tumbuh kembang pembangunan perumahan, sehigga banyak truk yang melintasi jalan ini. Antrean selalu terjadi diwaktu pagi dan sore hari, kepadatan kendaraan ataupun truk dan mobil harus mengurangi kecepatan dan berhati-hati menghindari jalan yang berlubang.

Menurut Saiful Mujab, rusaknya jalan disebabkan oleh banjir dan truk-truk besar yang lewat memanfaatkan jalur ini. Dan yang paling parah jika memanfaatkan jalan para pengendara saling serobot, sehingga terkadang ada beberapa pengendara lain yang terjatuh dan menjadikan jalan mengalami kemacetan.

Sugi Hartono anggota DPRD Kota Semarangg menggatakan, Jalan di Genuk hampir semuanya sudah dianggarkan di APBD tahun 2014, pembangunan Jalan Wolter Monginsidi  dengan anggaran mencapai 7 Miliar.

“Aturan proyek dengan anggaran 1 miliar keatas harus melalui lelang terlebih dahulu terkadang membutuhkan waktu yang cukup lama. Bagi masyarakat dan pengguna jalan diharapkan sabar atau mencari jalan alternatif,” lanjutnya

Pemerhati masalah sosial dari Sciena Madani Ninik Ambarwati mengatakan, pengguna jalan memang sudah menggunakan jalur alternatif, seperti melewati Jalan Dong Biru namun semakin padat pengguna jalan juga berakibat pada kemacetan. Bahkan karena itu merupakan jalan warga, wargapun memasang pagar penghadang, dimana pagar penghadang tersebut sebelumnya tidak ada. Ini merupakan bentuk perilaku sosial dan antisipasi warga jika jalannya tertular mengalami kerusakan.

“Jalan yang berlumpur dan berlubang serta gambar-gambar caleg yang terpampang dipinggiran jalan menjadikan tata ruang lingkungan semakin memperihatinkan. Sudah tidak ada keindahan di kawasan Genuk ini,” tuturnya (Lukni/b2)

Share on Google Plus

About Madani

RIC Karya
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar :

Posting Komentar