WM Jakanrta - - Kesejahteraan petani Indonesia justru terpuruk ketika Prabowo Subianto memimpin Himpunan Kerukunan Tani Indonesia(HKTI). Organisasi yang menaungi petani itu justru menjadi mesin politik capres dari Gerindra itu, Selasa (17/6)
"Janji-janji Prabowo selama memimpin HKTI sekedar janji manis,"kata Amal Al Ghozali Bendahara HKTI yang dipimpin Prabowo.
Prabowo memimpin HKTI pada 2004-2010. Dan pada tahun 2010, Prabowo secara aklamasi dipilih menjadi Ketua Umum HKTI. Terjadi perpecahan di internal HKTI. Osman Sapta juga mengklaim diri memimpin HKTI. Dan klaim tersebut diperkuat putusan hukum dari Mahkamah Agung.
Amal menyayangkan tak optimalnya fungsi HKTI saat dipimpin Prabowo. Sebagian penduduk miskin di Indonesia adalah petani. Di masa kepemimpinan Prabowo Subianto, Indonesia gagal swasembada pangan.
Jumlah petani merosot drastis dalam satu dasawarsa. Rata-rata 1,75% petani berkurang setiap tahunnya. "Alasannya sederhana, pertanian tak mampu memenuhi kebutuhan hidup petani. Apalagi menyejahterakan. Akhirnya, petani memilih berubah menjadi buruh," ujarnya.
Kegagalan Prabowo itu sudah membuktikan ketidakberpihakan Prabowo sebagai pemimpin negara agraris. Ketidakmampuannya menyejahterakan petani tak terbantahkan. Gagal panen dan kelangkaan pupuk subsidi terjadi selama 5 tahun terakhir. "HKTI harusnya menjadi alat penggerak perubahan nasib petani. Tapi mana buktinya?" gugatnya.
Politikus Golkar Poempida Hidayatullah mengingatkan rakyat Indonesia tak terbuai janji manis calon presiden. Apalagi, kinerja Prabowo Subianto sebagai pemimpin HKTI tak bisa menyejahterakan petani.
" Kalau benar dia mau bekerja untuk rakyat, mestinya nasib petani sekarang sudah sejahtera semua. Tapi nyatanya tak ada gebrakan yang dilakukan untuk memperbaiki nasib petani," katanya.
Visi misi pasangan Prabowo Subianto- Hatta Radjasa di bidang pertanian dinilai tak realistis karena kinerja Prabowo melempem saat memimpin HKTI. "Ditambah lagi Hatta Radjasa saat menjadi Menko Perekonomian justru membuka keran impor produk pertanian. Bagaimana mungkin rakyat bisa sejahtera?" katanya.
"Janji-janji Prabowo selama memimpin HKTI sekedar janji manis,"kata Amal Al Ghozali Bendahara HKTI yang dipimpin Prabowo.
Prabowo memimpin HKTI pada 2004-2010. Dan pada tahun 2010, Prabowo secara aklamasi dipilih menjadi Ketua Umum HKTI. Terjadi perpecahan di internal HKTI. Osman Sapta juga mengklaim diri memimpin HKTI. Dan klaim tersebut diperkuat putusan hukum dari Mahkamah Agung.
Amal menyayangkan tak optimalnya fungsi HKTI saat dipimpin Prabowo. Sebagian penduduk miskin di Indonesia adalah petani. Di masa kepemimpinan Prabowo Subianto, Indonesia gagal swasembada pangan.
Jumlah petani merosot drastis dalam satu dasawarsa. Rata-rata 1,75% petani berkurang setiap tahunnya. "Alasannya sederhana, pertanian tak mampu memenuhi kebutuhan hidup petani. Apalagi menyejahterakan. Akhirnya, petani memilih berubah menjadi buruh," ujarnya.
Kegagalan Prabowo itu sudah membuktikan ketidakberpihakan Prabowo sebagai pemimpin negara agraris. Ketidakmampuannya menyejahterakan petani tak terbantahkan. Gagal panen dan kelangkaan pupuk subsidi terjadi selama 5 tahun terakhir. "HKTI harusnya menjadi alat penggerak perubahan nasib petani. Tapi mana buktinya?" gugatnya.
Politikus Golkar Poempida Hidayatullah mengingatkan rakyat Indonesia tak terbuai janji manis calon presiden. Apalagi, kinerja Prabowo Subianto sebagai pemimpin HKTI tak bisa menyejahterakan petani.
" Kalau benar dia mau bekerja untuk rakyat, mestinya nasib petani sekarang sudah sejahtera semua. Tapi nyatanya tak ada gebrakan yang dilakukan untuk memperbaiki nasib petani," katanya.
Visi misi pasangan Prabowo Subianto- Hatta Radjasa di bidang pertanian dinilai tak realistis karena kinerja Prabowo melempem saat memimpin HKTI. "Ditambah lagi Hatta Radjasa saat menjadi Menko Perekonomian justru membuka keran impor produk pertanian. Bagaimana mungkin rakyat bisa sejahtera?" katanya.
0 komentar :
Posting Komentar