WM Jakarta - WikiDPR.org bekerjasama dengan DPR Watch danSelasar.com merilis
data keaktifan anggota DPR di twitter. Data yang dikemas dalam sajian
infografis ini menampilkan dua temuan utama yakni jumlah anggota DPR per
fraksi yang memiliki akun twitter dan tingkat keaktifan akun-akun
tersebut. Infografis ini menunjukkan secara nyata upaya transparansi dan
akuntabilitas dari setiap anggota DPR di dunia maya, Senin (17/11)
“Twitter
adalah medium komunikasi yang paling interaktif saat ini. Melalui
medium ini anggota DPR dapat berkomunikasi dua arah dengan
konstituennya, ini kenapa kepemilikan akun twitter penting sebagai awal
untuk keterbukaan pada publik,” jelas Hayati, pegiat WikiDPR.org.
"data ini penting karena selayaknya wakil
rakyat membuka komunikasi dan tidak jatuh menjadi elit baru di
masyarakat," tambag Hayati
Hasil riset WikiDPR.org, DPR Watch, dan Selasar.com ini
menunjukkan data bahwa PKS dan PKB adalah dua fraksi yang paling
interaktif di jagat twitter. PKS di posisi pertama dengan 31 dari 40
anggota fraksinya memiliki akun twitter (77,5%). Dari 31 anggota yang
memiliki akun twitter, 17 diantaranya atau 42,5% tergolong aktif. PKB di
posisi kedua dengan 66% anggota fraksinya memiliki akun twitter dan
38,3% tergolong aktif.
Bila
PKS dan PKB berada di posisi atas, kompatriot PKS di Koalisi Merah
Putih, Gerindra berada di posisi bawah dengan hanya 39 dari 73
anggotanya yang memiliki akun twitter atau 53,4%. Tingkat keaktifan
anggota Gerindra dalam menggunakan medium twitter pun tergolong rendah
yakni hanya 10 anggotanya yang aktif atau 13,7%.
Hayati
menambahkan tingkat keaktifan twitter diukur dari terakhir kali anggota
dewan mengetwit.
“Dianggap aktif bila setidaknya sampai Oktober 2014
mereka masih berkicau di twitter. Banyak kita temui saat masa kampanya
sangat aktif ngetwit namun setelah dilantik justru tidak aktif. Padahal
komunikasi dengan konstituen seharusnya harus terus berjalan,” ujar
Hayati.
Baik WikiDPR.org, DPR Watch, dan Selasar.com berharap
hasil penelitian ini dapat mendorong anggota dewan untuk menjaga
interaksi dengan konstituennya.
“Medium komunikasi tentu beragam, namun
twitter adalah salah satu medium paling terbuka dan demokratis. Jika ini
dimanfaatkan dua arah untuk menampung aspirasi jelas akan mendorong
peningkatan kualitas kinerja anggota dewan,” pungkas Hayati.
0 komentar :
Posting Komentar