WM - Kurikulum 2013 ditunda pelaksanaannya oleh Menteri Pendidikan & Kebudayaan Anies Baswedan karena dinilai masih belum tuntas, terutama dari sudut proses dan kualitas konten. Setelah penundaan itu, Pusat Kurikulum dan Perbukuan (Puskurbuk) Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan meluncurkan Undangan Memberi Masukan untuk Pengembangan Kurikulum 2013 pada 8 Maret 2015. Undangan tersebut disambut oleh LLE (Lifelong Leaners School of Education) dan Bincang Edukasi dengan mengadakan Forum Publik Kajian Kurikulum 2013 bertempat di Indonesia Jentera School of Law, Kuningan, Jakarta.
Forum publik yang diadakan sehari pada 24 Maret ini, mengundang para pakar pendidikan dan para guru dari berbagai daerah untuk mengkaji Kurikulum 2013. Forum publik ini akan menganalisis kompetensi dasar Kurikulum 2013 yang sebelumnya sempat dikritik oleh banyak kalangan. Forum publik ini akan mengenali kompetensi yang harus dikuasai siswa pada satu jenjang pendidikan, sebelum anak menguasai kompetensi yang lebih sulit pada jenjang berikutnya.
Kurikulum merupakan kerangka proses pembelajaran mulai dari tingkat dasar hingga menengah. Kerangka tersebut bukan saja harus konsisten alurnya dan mengacu pada tujuan pendidikan nasional, juga harus sesuai tahap perkembangan anak, relevan dengan disiplin keilmuan, serta berpijak pada kebutuhan dan kondisi masyarakat.
Kesempatan bagi publik untuk terlibat dalam perumusan kebijakan pendidikan sebenarnya telah lama diharapkan dan dinantikan banyak pihak. Hal itu tercermin dari pernyataan Henny Supolo, Yayasan Cahaya Guru, "Setelah begitu lama kita hanya sekedar mendengar, sekarang kesempatan bagi publik dalam penyusunan kurikulum sungguh-sungguh dibuka". Dengan forum publik ini, Profesor Iwan Pranoto berharap dapat berkonstribusi dalam menghasilkan suatu kurikulum yang utuh dan masuk akal.
Forum Publik Kajian Kurikulum 2013 dibuka oleh Menteri Anies Baswedan sebagai bentuk dukungan terhadap inisiatif dan partisipasi publik dalam pengembangan kurikulum. Menteri Anies menyatakan pihaknya terbuka terhadap masukan dari seluruh pelaku pada ekosistem pendidikan mulai siswa, sekolah, guru, ahli, orang tua serta dunia usaha, assosiasi profesi dan lembaga-lembaga lintas sektor. Dengan proses ini, diharapkan lahir kurikulum nasional yang melahirkan pengalaman belajar yang menyenangkan sekaligus menantang bagi siswa, yang mendorong percepatan mutu sekolah, serta memberikan keleluasaan pada guru untuk mengembangkan proses dan alat belajar yang bermutu dan beragam sesuai potensi lokal.
Kepala Puskurbuk Kemdikbud, Ramon Mohandas menegaskan adanya perubahan proses dalam mengembangkan kurikulum yang lebih matang dengan melibatkan publik untuk setiap tahapannya. Belajar dari persoalan sebelumnya, keterlibatan publik diharapkan menghasilkan pemahaman bersama dan dokumen kurikulum yang lebih solid dan koheren.
Proses pengembangan dokumen kurikulum akan terus berlangsung, demikian juga proses pendampingan dan pelatihan untuk mendorong kesiapan sekolah dan guru. Hasil pengembangan kurikulum nasional ini akan diterapkan secara bertahap di lebih banyak sekolah rintisan mulai tahun ajaran 2016/2017
Forum publik yang diadakan sehari pada 24 Maret ini, mengundang para pakar pendidikan dan para guru dari berbagai daerah untuk mengkaji Kurikulum 2013. Forum publik ini akan menganalisis kompetensi dasar Kurikulum 2013 yang sebelumnya sempat dikritik oleh banyak kalangan. Forum publik ini akan mengenali kompetensi yang harus dikuasai siswa pada satu jenjang pendidikan, sebelum anak menguasai kompetensi yang lebih sulit pada jenjang berikutnya.
Kurikulum merupakan kerangka proses pembelajaran mulai dari tingkat dasar hingga menengah. Kerangka tersebut bukan saja harus konsisten alurnya dan mengacu pada tujuan pendidikan nasional, juga harus sesuai tahap perkembangan anak, relevan dengan disiplin keilmuan, serta berpijak pada kebutuhan dan kondisi masyarakat.
Kesempatan bagi publik untuk terlibat dalam perumusan kebijakan pendidikan sebenarnya telah lama diharapkan dan dinantikan banyak pihak. Hal itu tercermin dari pernyataan Henny Supolo, Yayasan Cahaya Guru, "Setelah begitu lama kita hanya sekedar mendengar, sekarang kesempatan bagi publik dalam penyusunan kurikulum sungguh-sungguh dibuka". Dengan forum publik ini, Profesor Iwan Pranoto berharap dapat berkonstribusi dalam menghasilkan suatu kurikulum yang utuh dan masuk akal.
Forum Publik Kajian Kurikulum 2013 dibuka oleh Menteri Anies Baswedan sebagai bentuk dukungan terhadap inisiatif dan partisipasi publik dalam pengembangan kurikulum. Menteri Anies menyatakan pihaknya terbuka terhadap masukan dari seluruh pelaku pada ekosistem pendidikan mulai siswa, sekolah, guru, ahli, orang tua serta dunia usaha, assosiasi profesi dan lembaga-lembaga lintas sektor. Dengan proses ini, diharapkan lahir kurikulum nasional yang melahirkan pengalaman belajar yang menyenangkan sekaligus menantang bagi siswa, yang mendorong percepatan mutu sekolah, serta memberikan keleluasaan pada guru untuk mengembangkan proses dan alat belajar yang bermutu dan beragam sesuai potensi lokal.
Kepala Puskurbuk Kemdikbud, Ramon Mohandas menegaskan adanya perubahan proses dalam mengembangkan kurikulum yang lebih matang dengan melibatkan publik untuk setiap tahapannya. Belajar dari persoalan sebelumnya, keterlibatan publik diharapkan menghasilkan pemahaman bersama dan dokumen kurikulum yang lebih solid dan koheren.
Proses pengembangan dokumen kurikulum akan terus berlangsung, demikian juga proses pendampingan dan pelatihan untuk mendorong kesiapan sekolah dan guru. Hasil pengembangan kurikulum nasional ini akan diterapkan secara bertahap di lebih banyak sekolah rintisan mulai tahun ajaran 2016/2017
0 komentar :
Posting Komentar