Mengupayakan Keadilan dan Memahami Konspirasi

JAM sepuluh malam seakan seperti jam 8 pagi, itulah yang dirasakan para pengemar Ngobrol yang setiap kali mengusung tema sesuai dengan kondisi dan kebutuhan yang belum terungkap dari sisi-sisi manusia awan.

Menghadirkan Bapak Ahmad Said seorang penerjemah buku-buku konspirasi dunia salah satunya Bom AIDS yakni sebuah buku yang membuka konspirasi kaum kapitalis dalam menciptakan depopulasi. AIDS dalam pandangan yang sering ditemui merupakan virus alamiah dari kera hijau atau chimpanse di belantara Afrika yang mengalami lompatan spesies dan masuk ke dalam tubuh bangsa kulit hitam terutama kaum homoseks. Hingga berkembang menyebar ke Haiti dan Manhattan sehingga merata ke seluruh dunia. Sebenarnya bahwa virus HIV/AIDS adalah virus buatan manusia guna menciptakan depopulasi.


Bagi pecinta Ngobrol ini akan mendapatkan Buku BOM AIDS secara gratis ketika pertemuan nanti di rumahnya di Weleri Kendal.

Acara obrolan inipun berlanjut tentang konsepsi Muhammad sebagai rahmat semesta. Kata Said, bahwa sekarang ini manusia sudah tidak lagi menjadi rahmat semesta, dalam dataran kecil saja, rahmat antar muslim belum terjadi sehingga banyak terjadi perpecahan. Jika agama Islam agama rahmat semesta, maka semestinya masyarakat muslim menyadari akan pentingya rahmat untuk dirinya dengan sesamanya.

Bahwa rahmat yang di ciptakan Muhammad, di mulai Piagam Madinah yakni disetiap kelompok masyarakat berhak mengatur aturan mainnya sesuai dengan agama yang mereka anut baik Yahudi maupun Kristen. Sehingga disinilah tercipta apa namanya keadailan, tanpa membedakan golongan dan agama.

Menurut Rahmat, bahwa perpindahan Rasul ke Yastrib atau sekarang disebut Madinah, adanya konspirasi Kapitalis untuk menguasai kekayaan di Makkah salah satunya kekayaan adanya air zam-zam.Para kaum kapitalis tidak memusatkan pada ajaran agama yang dibawa Rasul, akan tetapi adanya keinginan menguasai kekayaan yang berada di Makkah atas kekuasaan Muhammad.

Dari sinilah muncul apa namanya "kekalahan dan Kemenangan", sehingga Rasul dianggap Kalah karena telah meninggalkan Makkah basis kekuasaan. Inilah sekenario Tuhan, bahwa kemenagan dan kekalahan bukan diukur dari jumlah pendapatan, akan tetapi seberapa besar ia mampu memahami seberapa besar kamu tidak terperdaya dengan kekayaan akan tetapi keadilan. Seperti kekalahan Rasul dalam perang Uhud, disitu tidak terjadi keseimbangan antara tata nilai atauran namun terperdaya dengan harta perang (ghanimah). Sehingga Rasul kalah. Jika saja menganut aturan yang sesuai maka, kekalahan tidak terjadi. Di sinilah kemenangan merupakan ketika kita mempu menyemibangkan (adil) terhadap aturan yang sesuai.

Bahaya besar mengancam bangsa ini dengan kekayaan alam yang melimpah namun kekuasaan yang dicapai tidak bisa berlaku adil, sehingga kaum kapitalis beusaha memelintir melalui aturan yang dibuat sesuai dengan visinya, eksploitasi kekayaan alam dan penguasaan undang-undang dan aturan pemerintah, akumulasi keuangan diperbankan tidak sesuai dengan prinsip keadailan Bank yang memilkii modal 10 M, bisa meminjamkan 100 M, ekspansi pasar sehingga banrang-barang lokal semakin tersisihkan.



Share on Google Plus

About Unknown

RIC Karya
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar :

Posting Komentar