Tata Kelola Pemerintahan Provinsi Jawa Tengah di bawah Standar

WARTA MADANI - Partnership Jakarta mengadakan workshop dan tata kelola Pemerintahan Provinsi di seluruh Indonesia. Hasil pemeringkatan tersebut akan dituangkan dalam Indeks Tatakelola Pemerintahan Indonesia atau lebih dikenal dengan Indonesia Governance Index (IGI). Dalam rangka menyusun IGI, Partnership menerjunkan para penelitinya di 33 provinsi di seluruh Indonesia.
Bertempat di Hotel Santika premiere Semarang, workshop dan diskusi terarah ini dilasanakan. Hal ini dilakukan guna menambah data-data yang melibatkan berbagai elemen di daerah provisni Jawa tengah.
Menurut Lukman Hakim Hasan IGI merupakan model pengukuran kinerja tatakelola pemerintahan provinsi yang paling komprehensif. Pengukuran dilakukan terhadap empat sektor (arena), yaitu: pemerintah (government/political office), birokrasi (bureaucracy), masyarakat ekonomi (economic society), dan masyarakat sipil (civil society). Keempat sektor tersebut dinilai berdasarkan prinsip-prinsip good governance, seperti: partisipasi, akuntabilitas, keadilan, transparansi, efisiensi, dan efektifitas.

Melalui metodologi yang ketat, hasil penilaian dituangkan dalam suatu indeks yang memungkinkan perbandingan antar provinsi. Semoga Jawa Tengah akan mengalami kenaikan nilai tata kelola pemerintahan di tahun ini, sebab lima tahun silam menempati rangking 14 dari 33 provinsi
Sementara itu, advisor Partnership Abdul Malik Gismar menyampaikan bahwa sebelumnya sudah pernah dilakukan pemeringkatan tatakelola pemerintahan provinsi pada tahun 2008, waktu itu dengan nama Partnership Governance Index (PGI). Tiga provinsi terbaik hasil pemeringkatan PGI 2008 adalah DKI Jakarta (skor 6,5), Jawa Timur (skor 6,06), dan Sumatera Barat (skor 5,98), sementara tiga provinsi terburuk yaitu: Sumatera Utara (skor 3,55), Kalimantan Barat (skor 5,98), dan Maluku Utara (skor 4,29). 
Menurut Abdul Malik, hasil PGI 2008 sudah mendapatkan apresiasi positif secara nasional dan internasional. Pemerintah, melalui UKP4 (Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian) dan Kementerian Dalam Negeri merekomendasikan PGI 2008 untuk bisa digunakan sebagai perangkat monitoring tatakelola pemerintahan provinsi. Sementara itu, pada level internasional, metode PGI 2008 juga diadopsi oleh UNDP sebagai materi dalam Panduan Pengukuran Tatakelola Pemerintahan (UNDP’s Users Guide to Measuring Local Governance). “Jadi metode pemeringkatan yang kita buat sudah mendapat pengakuan secara internasional”, kata Abdul Malik, yang juga pengajar di Universitas Paramadina.
“Ke depan IGI berfungsi sebagai alat untuk evaluasi dan advokasi terhadap tatakelola pemerintahan daerah yang berbasis data. IGI juga menjadi media untuk demokratisasi informasi, dimana data-data hasil pengukuran yang dilakukan di seluruh provinsi  bisa diakses oleh publik melalui website dan media lainnya. Hasil dari IGI adalah sumber data yang cukup lengkap untuk dijadikan sebagai referensi bagi para pengambil kebijakan, akademisi, aktivis dan dunia usaha”, imbuhnya.

Share on Google Plus

About Unknown

RIC Karya
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar :

Posting Komentar