Peringati Harkitnas; BEM INISNU Jepara Gelar Seminar Kepemudaan

WM JeparaDalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Institut Islam Nahdlatul Ulama (INISNU) Jepara menggelar Seminar Kepemudaan: Pemuda dan Masa Depan Bangsa, di kampus INISNU, Selasa (21/5). Hadir sebagai pembicara H I’tishom Sulhan, peminat pendidikan dan Taufiqur Rohman, pengusaha Jepara.

Menurut Presiden BEM INISNU, Rifky Nurul Azhar melalui kegiatan dalam momentum Harkitnas itu pihaknya mengajak pemuda untuk lebih semangat membangun bangsa. “Momentum kebangkitan Nasional yang dulu pernah ditandai berdirinya organisasi Boedi Oetome itu saat ini kita sebagai pemuda harus tambah semangat,” katanya kepada BEM se-Karisidenan Pati yang turut hadir.
Semangat pemuda zaman dulu, himbau Rifky harus diteruskan pada kondisi sekarang ini. Mewakili Rektor INISNU, Mayadina Rohma Musfirah menyatakan seminar merupakan review perjalanan pergerakan 1908, 1928, 1945 dan seterusnya yang menurutnya Indonesia dibangun dari “bata” demi “bata”, dari “batu” demi “batu” dan tidak secara instan.
Untuk itu, Pembantu Dekan III Fakultas Tarbiyah INISNU Jepara itu meminta pemuda menjadi sosok yang berkualitas agar kelak bisa menyelamatkan bangsa dan negaranya.
H I’tishom Sulhan pemateri yang berbicara perspektif pendidikan menyampaikan seorang pemuda yang menempuh pendidikan S1 baru tahap qabiltu, mengutip istilah perkawinan. Konsep pendidikan minal mahli ilal lahdi sambungnya perlu dibuktikan dengan menempuh pendidikan diatasnya; S2 dan S3. “S2 itu istiqamah dan S3 kalo di keluarga itu merupakan sakinah, mawaddah warahmah,” lanjutnya.
Pendidikan ungkap mantan kepala MA Darul Ulum Purwogondo itu mencakup 4 dimensi; sosial, budaya, ekonomi dan politik. Dari dimensi sosial seorang insan terpelajar paparnya harus mampu mengubah keadaan sosial.
“Berkaitan dengan dimensi budaya, pendidikan harus mampu mendidik anak-anak menjadi shidiq, amanah, tabligh dan fathanah. Tidak seperti “fathanah” tetapi malah tidak fathanah,” sindirnya.
Untuk dimensi ekonomi lanjutnya diharapkan lulusannya menjadi penggerak ekonomi nasional semisal berwirausaha dan membuka lapangan kerja untuk orang lain. Sedangkan dimensi politik tambah I’tishom sebagai warga yang baik boleh berpartisipasi dalam berpolitik asal dengan ramah dan santun.
Sementara itu, Taufiqur Rohman dalam kesempatan itu menyampaikan, pemuda yang ingin menjadi pengusaha harus didasari dengan visi yang kuat. “Syarat utama menjadi pengusaha adalah punya kemauan. Jika takut dagangan tidak laku, takut bertemu dengan klien segera menuju ke masjid untuk bermunajat kepada Allah,” sebut Taufiq.  
Ia menegaskan menjadi pewirausaha imbuhnya juga merupakan upaya untuk merubah negeri. Kegiatan yang berlangsung setengah hari itu juga dimeriahkan penampilan grup musik Bossa(n) Berisi(k) yang menyuguhkan beberapa lagu Jawa beraliran Jazz.

Kontributor: Syaiful Mustaqim
Share on Google Plus

About Unknown

RIC Karya
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar :

Posting Komentar