Menurut Presiden BEM INISNU, Rifky Nurul Azhar melalui kegiatan
dalam momentum Harkitnas itu pihaknya mengajak pemuda untuk lebih semangat
membangun bangsa. “Momentum kebangkitan Nasional yang dulu pernah ditandai
berdirinya organisasi Boedi Oetome itu saat ini kita sebagai pemuda harus
tambah semangat,” katanya kepada BEM se-Karisidenan Pati yang turut hadir.
Semangat pemuda zaman dulu, himbau Rif ky
harus diteruskan pada kondisi sekarang ini. Mewakili Rektor INISNU, Mayadina
Rohma Musfirah menyatakan seminar merupakan review perjalanan pergerakan 1908,
1928, 1945 dan seterusnya yang menurutnya Indonesia
dibangun dari “bata” demi “bata”, dari “batu” demi “batu” dan tidak secara instan.
Untuk itu, Pembantu Dekan III Fakultas Tarbiyah INISNU Jepara itu meminta
pemuda menjadi sosok yang berkualitas agar kelak bisa menyelamatkan bangsa dan
negaranya.
H I’tishom Sulhan pemateri yang berbicara perspektif
pendidikan menyampaikan seorang pemuda yang menempuh pendidikan S1 baru tahap qabiltu,
mengutip istilah perkawinan. Konsep pendidikan minal mahli ilal lahdi
sambungnya perlu dibuktikan dengan menempuh pendidikan diatasnya; S2 dan S3. “S2
itu istiqamah dan S3 kalo di keluarga itu merupakan sakinah, mawaddah warahmah,”
lanjutnya.
Pendidikan ungkap mantan kepala MA Darul Ulum Purwogondo itu
mencakup 4 dimensi; sosial, budaya, ekonomi dan politik. Dari dimensi sosial seorang
insan terpelajar paparnya harus mampu mengubah keadaan sosial.
“Berkaitan dengan dimensi budaya, pendidikan harus mampu
mendidik anak-anak menjadi shidiq, amanah, tabligh dan fathanah. Tidak
seperti “fathanah” tetapi malah tidak fathanah,” sindirnya.
Untuk dimensi ekonomi lanjutnya diharapkan lulusannya menjadi
penggerak ekonomi nasional semisal berwirausaha dan membuka lapangan kerja
untuk oran g lain. Sedangkan dimensi
politik tambah I’tishom sebagai warga yang baik boleh berpartisipasi dalam berpolitik
asal dengan ramah dan santun.
Sementara itu, Taufiqur Rohman dalam kesempatan itu menyampaikan,
pemuda yang ingin menjadi pengusaha harus didasari dengan visi yang kuat. “Syarat
utama menjadi pengusaha adalah punya kemauan. Jika takut dagangan tidak laku,
takut bertemu dengan klien segera menuju ke masjid untuk bermunajat kepada
Allah,” sebut Taufiq.
Ia menegaskan menjadi pewirausaha imbuhnya juga merupakan
upaya untuk merubah negeri. Kegiatan yang berlangsung setengah hari itu juga
dimeriahkan penampilan grup musik Bossa(n) Berisi(k) yang menyuguhkan beberapa
lagu Jawa beraliran Jazz.
Kontributor: Syaiful Mustaqim
0 komentar :
Posting Komentar