WM - Bertempat di Gedung Rasa Dharma Semarang Perkoempoelan Sosial Boen Hian Tong dan Pondok Budaya Gubug Penceng menggelar Kongkow bareng Gus Mus yang membincangkan indonesia lalu, kini dan akan datang, Rabu, (18/9)
Harjanto Halim selaku pembicara memaparkan pengalamannya saat ia menjadi mahasiswa di Amerika, banyak orang luar negeri yang tidak tahu Indonesia. Orang Indonesia ada etnis Tiong Hoa ya, pertanyaan yang terlontar dari mahasiswa asing. Orang asing berfikir bahwa Indonesia itu ya pakai Koteka. Sungguh primitif sekali memandang Indonesia dari koteka.
Timur Sinar Suprabana membacakan puisi karya Gus Mus dan mengajak penonton menyanyikan Indonesia. Nyanyian itu seaakan menyihir penonton sehingga ruangan yang dipadati penikmat budaya dan pemikir indonesia ini hanyut dalam hangatnya musik malam.
Saat ini bangsa indonesia telah kehilangan jati dirinya, banyak budaya asing yang masuk tanpa disaring dahulu karena kita bangsa yang suka menerima. Inilah bangsa kita yang mudah menerima, ketika berpakaian jubah, semua berpakaian jubah. Sehingga banyak nilai-nilai budaya dan warisan kebudayaan semakin luntur.
Begitu juga dengan konflik-konflik yang mengatasnamakan agama dan bahkan simbol-simbol agama seperti diagungkan. Padahal yang kita butuhkan saat ini adalah rasa kebijaksanaan, bukan terjebak pada lingkaran simbol-simbol.
"Indonesia dalam cengkraman yang akan membuat bangsa ini kehilangan identitasnya. Dahulu orang-orang jawa membangun rumah, pasti membangun sumur didepan rumah yang dibagi menjadi dua yang memiliki makna saling berbagi begitu juga pasti ada kendi yakni memilki makna air dan tanah yang berlanjut menjadi cinta tanah air," tutur KH. A. Musthofa Bisri yang akrab dipanggil Gus Mus.
Harjanto Halim selaku pembicara memaparkan pengalamannya saat ia menjadi mahasiswa di Amerika, banyak orang luar negeri yang tidak tahu Indonesia. Orang Indonesia ada etnis Tiong Hoa ya, pertanyaan yang terlontar dari mahasiswa asing. Orang asing berfikir bahwa Indonesia itu ya pakai Koteka. Sungguh primitif sekali memandang Indonesia dari koteka.
Timur Sinar Suprabana membacakan puisi karya Gus Mus dan mengajak penonton menyanyikan Indonesia. Nyanyian itu seaakan menyihir penonton sehingga ruangan yang dipadati penikmat budaya dan pemikir indonesia ini hanyut dalam hangatnya musik malam.
Saat ini bangsa indonesia telah kehilangan jati dirinya, banyak budaya asing yang masuk tanpa disaring dahulu karena kita bangsa yang suka menerima. Inilah bangsa kita yang mudah menerima, ketika berpakaian jubah, semua berpakaian jubah. Sehingga banyak nilai-nilai budaya dan warisan kebudayaan semakin luntur.
Begitu juga dengan konflik-konflik yang mengatasnamakan agama dan bahkan simbol-simbol agama seperti diagungkan. Padahal yang kita butuhkan saat ini adalah rasa kebijaksanaan, bukan terjebak pada lingkaran simbol-simbol.
"Indonesia dalam cengkraman yang akan membuat bangsa ini kehilangan identitasnya. Dahulu orang-orang jawa membangun rumah, pasti membangun sumur didepan rumah yang dibagi menjadi dua yang memiliki makna saling berbagi begitu juga pasti ada kendi yakni memilki makna air dan tanah yang berlanjut menjadi cinta tanah air," tutur KH. A. Musthofa Bisri yang akrab dipanggil Gus Mus.
0 komentar :
Posting Komentar