SEJAK kecil terkadang kita diberi pelajaran matematika,
khususnya rumus plus (+) dan minus (-). Ternyata rumus matematika yang
sederhana itu memiliki kandungan makna yang luar biasa. Inilah mengapa setiap
rumus itu dimainkan akan menghasilkan, seperti plus (+) dikali (x) minus (-)
maka hasilnya (+). Begitu juga dengan
plus dikali minus maka hasilnya minus.
Ini sedikit kandungan filosofi makna rumus matematika sederhana
tersebut.
Berkata benar (+) terhadap persoalan yang benar (+) merupakan tindakan
yang “benar (+)”.
Berkata yang benar (+) terhadap persolan yang salam (-) merupakan
tindakan yang “salah (-)”.
Berkata yang salah (-) terhadap persoalan yang benar (+) merupakan
tindakan yang “salah (-)”.
Berkata yang salah (-) terhadap persolan yang salah (-) merupakan
tindakan yang “Benar (=)”.
Maka, “Katakan yang benar meskipun pahit rasanya. (Abu Ali Ad Daqqaq)”
Ungkapan ini adalah risalah untuk menyampaikan kebenaran, tidak diam atas
kezhaliman, dan melakukan amar ma’ruf nahi mungkar. Siapa yang melihat
kebenaran dibatasi atau dirampas, atau menyaksikan realita yang kontra
kebenaran, lalu ia diam, maka sikap diamnya tersebut menyalahi semangat syariat
Muhammad (Islam).
Kecuali, misalnya jika perkataannya nanti dapat menimbulkan
bahaya yang lebih besar dari bahaya yang tengah terjadi. Tak ada satu pun
orang-orang terdahulu (as sabiqin) yang berpesan untuk bersikap diam atas
perusakan kehormatan, dan meridhai atas pelanggaran-pelanggaran.
0 komentar :
Posting Komentar