WM – Momentum sumpah pemuda tahun 2015 saatnya membanggun rasa kepedulian dan kritik sosial, ekonomi, budaya maupun
pendidikan, salah satunya dengan melihat pementasan teater yang bertemakan
kebangsaan dan kebudayaan. Salah satunya pementasan teater struktural
metaikologi mengambail tema, “Melihat Kita Tai Ini,” yang akan diselenggarakan di Instalasi Pengelolaan Lumpur Tinja (IPLT) Tanggung Rejo Kaligawe
Semarang. Pementasan teater struktural tersebut akan digelar pada hari Minggu, 25 Oktober pukul tujuh malam.
Penggagas acara Teha Edy Djohar
mengatakan, momentum Sumpah Pemuda saatnya kita menyadari apa yang ada pada
diri kita yakni kotoran kita sendiri berupa tinja yang sering kita lupakan,
Kamis, (22/10)
“Kotoran tinja memiliki makna
sosiologis maupun filosofis, maka selayaknya kita tonton pementasan di kubangan
tinja ini untuk mengetahui seberapa besar kepedulian dan tafsir kita tentang
pementasan yang mengambil lokasi di kubangan tinja tersebut,” lanjutnya
Sementara, desain produksi
pementasan dan budayawan Eko Tunas menambahkan, pada 1985 Sardono W Kusumo pernah menyajikan pertunjukan meta
ekologi di Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta. Sekian truk lumpur digenangkan
di Teater Arena TIM, lalu para pemain berkubang lumpur di situ, dengan tujuan
mengejar efek artistik dari “manusia lumpur.” Begitupun seniman patung Dadang
Kristanto tahun lalu juga melakukan pementasan dengan lumpur yang bersetting
langsung di genangan lumpur lapindo Sidoarjo.
“Pada pementasan teater struktural metaikologi
ini sangat berbeda karena pemain langsung bermain di arena pementasan, seperti
yang dilakukan Dadang Kristanto. Namun sangat berbeda karena Dadang Kristanto
memakai media lumpur, pada pementasan ini memakai kotoran tinja manusia,”
tegasnya
Para pemain Teha Edy Djohar, Bayu Aji Anwari,
Ahmad Fauzi, Lukni Maulana, Kelana Siwi Kristyaningtyas, Ambar Ambara, dan
Aning Purwo telah siap memerankan manusia tinja dan akan diiringi musik musikus
Semarang Tundung Kalivierra and Friend. (ric)
0 komentar :
Posting Komentar